50.000 Tahun di Dunia Sama dengan 1 Hari dI Akherat



Saudara sesama muslim bahwasanya orang yang lama penantiannya di dunia dengan mengendalikan nafsu syahwat hal itu akan memperpendek penantiannya pada hari kiamat yang agung, yaitu hari dimana Tuhan kita yang Maha Terpuji lagi Maha Tinggi berfirman dalam surat Al Ma’arij:
فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
pada hari yang kadarnya 50.000 tahun dari tahun dunia, Allah menjadikan atas kaum kafir ukuran 50.000 tahun sejak waktu kebangkitan hingga hari diputuskannya pengadilan diantara mahluk-Nya, maka lamanya penantian orang kafir ini berlaku bagi selain orang-orang mukmin.
قيل لرسولِ الله صلى الله عليه وسلم:” فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ” ما أطولَ هذا اليومَ فقال صلى الله عليه وسلم:” والذي نفسي بِيَدِه إنه لَيُخَفَّفُ على المؤمنِ حتى يكونَ أخفَّ عليهِ من صلاةٍ مكتوبةٍ يُصلِّيْها في الدنيا”.
Telah dikatakan kepada Rasulullah saw: terkait dengan “pada hari yang kadar ukurannya lima puluh ribu tahun” salah satu sahabat berkata :betapa panjangnya ini hari, maka Rasulullah saw bersabda: “Demi diriku yang ada dalam genggaman-Nya sungguh bagi orang-orang mukmin akan diberi keringanan hingga lebih ringan baginya dari pada shalat wajib yang dilakukan di dunia.” Maka siapa yang dipanjangkan penantiannya dari kematian di dunia dengan tetap sabar mengendalikan nafsu syahwat secara kesungguhan dan keras, maka pada hari khusus itu akan diperpendek penantiannya pada hari itu.
Karena itu bersemangatlah untuk menjadi kelompok orang-orang mukmin karena tidaklah kekal kita mengendalikan nafsu dari umur kita, dan persiapkanlah untuk yang akan kita hadapi, beramal salehlah pada hari yang pendek untuk hari yang panjang untuk memetik keuntungan yang kesenangannya tidak pernah berakhir, bila kita sabar dari perbuatan maksiyat di dunia akan diselamatkan dari siksa di hari yang kadar ukurannya 50.000 tahun, dimana 1000 tahun dunia sama dengan I hari akherat, maka keuntungan kita banyak padahal kecil kesulitannya.
Saudara seiman, bencana telah menjadi umum/biasa, perbuatan keji telah banyak tersebar, dan taqwa dalam hati semakin sedikit, dan banyak manusia kehormatan telah tenggelam dalam kemaksiyatan, hilang rasa malunya anda dapat melihat mereka tak peduli berhamburan ke pintu gerbang yang haram. Wajib atas kita kaum mukminin menjaga anggota badan kita dari perbuatan maksiyat kepada Allah SWT. Rasulullah saw telah bersabda:
قال الله تعالى في الحديث القدسي:” النَّظرةُ سَهْمٌ مسمومٌ من سهامِ إبليسَ مَن تَرَكَهَا مخافَتِي أبدلتُهُ إيمانًا يَجِدُ حلاوتَهُ في قلبه”.
“Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi : Pandangan mata itu punya andil beracun dari racun-racun Iblis, siapa yang meninggalkannya karena takut kepada-Ku Aku akan menggantinya dengan iman yang akan terasa manisnya dalam hati.
Karena itu seorang muslim yang benar hendaklah khusyu dan merendahkan diri dihadapan Allah, berhidmat dengan amalan akhirat, beribadah seakan akan melihat atau dilihat Allah, barang siapa berhasil mencapai maqam ini maka itulah kehadiran yang kekal, hadirnya hati dalam kondisi khusyuk dan mengagungkan-Nya, seakan-akan orang yang berhasil maqam ini melihat-Nya, walaupun ia tidak melihat Allah, tetapi memiliki rasa takut kepada-Nya, seakan-akan melihatnya, inilah maqam ihsan, yaitu beribadah seakan akan melihat atau dilihat Allah, barang siapa mencapai maqam ihsan ibadahnya terasa nikmat, karena itu Khalifah Usman bin Affan ra mampu khatam Quran dalam satu rakaat shalat yang berat, yang tak akan mampu dilakukan bila tidak merasakan lezatnya, nikmatnya dan bahagianya.
Khusyulah saudaraku seiman dan renungkanlah firman-Nya : yang mengusai hari pembalasan, yaitu hari kiamat dimana bumi membentur sekali bentur, gunung tercabut berhamburan, kecuali gunung Uhud karena ia langsung pindah ke surga dan tidak berhamburan, kemudian terbelahlah langit dan tumpahlah laut, dan api menyala-nyala. Dan jangan kamu tanyakan panasnya, atau dekatnya karena nyalanya dengan sifat yang sama, karena kejamnya dan beratnya hari itu, Allah berfirman:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ – وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ – وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ – لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ “.
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan anak-anaknya. (QS Abasa 33-36)
Ya Allah lindungilah kami dari adzab-Mu di hari kebangkitan hamba-Mu.