WikiLeaks Ungkap Dokumen - Dokumen Rahasia
Pendiri WikiLeaks Julian Assange
WikiLeaks atau Wikileaks adalah organisasi internasional yang bermarkas di Swedia. Situs Wikileaks menerbitkan dokumen-dokumen rahasia sambil menjaga kerahasiaan sumber-sumbernya. Situs tersebut diluncurkan pada tahun 2006.
Organisasi ini didirikan oleh disiden politik Cina, dan juga jurnalis, matematikawan, dan teknolog dari Amerika Serikat, Taiwan, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan. Artikel koran dan majalah The New Yorker mendeskripsikan Julian Assange, seorang jurnalis dan aktivis internet Australia, sebagai direktur
Wikileaks. Situs Wikileaks menggunakan mesin MediaWiki.
Pada Juli 2010, situs ini mengundang kontroversi karena pembocoran dokumen Perang Afganistan.
Dokumen Rahasia yang dibocorkan Wikileaks Kisaran 1966-2010
Dokumen yang kali ini dibocorkan WikiLeaks berjumlah 251.287 buah. Namun tidak semua dari dokumen tersebut bersifat rahasia. Namun tetap saja merupakan dokumen rahasia terbesar yang pernah diungkapkan ke publik. Pembocoran ini dimulai pada Ahad (28/11) kemarin yang akan memberikan gambaran pada orang di seluruh dunia mengenai aktivitas luar negeri pemerintah AS.
Ternyata bukan dokumen baru saja yang dibocorkan. Kali ini situs yang dikepalai pria berkewarganegaraan Australia, Julian Assange ini membocorkan dokumen sejak tahun 1966 hingga Febrari 2010. Yang dibocorkan adalah komunikasi antara Washington DC dengan 274 kedutaan besar atau konsulat jenderal AS di seluruh dunia.
Dari seluruh kawat diplomatik itu, tercatat 15.652 kawat diklasifikasikan sebagai 'rahasia' oleh pemerintah AS. Kawat-kawat diplomatik ini akan dirilis secara bertahap selama beberapa bulan ke depan. Informasi dalam kawat ini berisi materi isu internasional yang sensitif dan mencakup wilayah geografis yang begitu luas.
WikiLekas dalam situsnya menulis, kawat ini menunjukkan sejauh mana AS memata-matai sekutu-sekutunya serta PBB; menutup mata terhadap korupsi dan pelanggaran HAM di 'negara klien' mereka; berhubungan rahasia dengan negara-negara yang seharusnya netral; melobi perusahaan-perusahaan AS, dan langkah-langkah diplomatik yang diperlukan agar mereka punya banyak akses cepat.
"Dokumen yang dirilis ini mengungkapkan kontradiksi antara citra publik AS dan apa yang dikatakan mereka di balik pintu tertutup," demikian dikutip dari situs WikiLeaks.org. Hal itu juga menunjukkan bahwa warga negara di negara demokrasi seharusnya memahami apa yang dilakukan pemerintahnya di balik layar. "Bahkan AS telah memperingatkan negara-negara --yang paling korup sekalipun-- untuk memperingatkan akan adanya kebocoran ini.
WikiLeaks Ungkap Dokumen Rahasia Perang Afganistan
Situs WikiLeaks merilis satu catatan besar berisi 90 ribu dokumen soal perang Afganistan dengan berikan gambaran suram soal keterlibatan militer AS terpanjang dalam sejarah.
Berdasarkan dokumen itu, terungkap kegagalan AS dalam perang di Afganistan. Laporan ini menunjukkan bagaimana pasukan koalisi telah menewaskan ratusan warga sipil dalam berbagai insiden namun tidak dilaporkan. Tidak hanya itu, serangan Taliban ternyata telah ‘dibesar-besarkan’. Disebutkan adanya ketakutan komandan NATO atas keberadaan Pakistan dan Iran yang memicu pemberontakan, berdasarkan laporan The Guardian, Senin (26/7-2010).
Pengungkapan ini berasal dari 90 ribu catatan kejadian dan laporan intelijen soal konflik yang di peroleh situs WikiLeaks di mana ini menjadi ‘salah satu kebocoran terbesar dalam sejarah militer AS’. Data ini kemudian dikutip oleh beberapa media di antaranya Guardian, New York Times dan media mingguan Jerman, Der Spiegel.
Data tersebut menjadi pukulan dalam sejarah pertempuran yang telah berlangsung selama 6 tahun ini. Perang Afganistan diperkirakan telah merenggut hidup 320 tentara Inggris dan lebih dari 1.000 tentara AS.
Dokumen ini menunjukkan adanya unit operasi rahasia khusus Task Force 373 guna menyerang pihak pemberontak dan teroris tingkat tinggi. Beberapa penggebrekan telah membunuh warga sipil Afganistan, namun lagi-lagi dirahasiakan.
Beberapa orang yang telah dibunuh adalah Agha Shah, seorang agen intelijen yang tewas bersama 4 orang lainnya pada bulan Juni 2009. Pihak lain adalah Abu Laith Al-Libi yang merupakan komandan senior militer Al-Qaeda. Al-Libi berada di perbatasan Mir Ali, Pakistan. Wilayah ini menjadi tempat persembunyian beberapa pemimpin senior Al-Qaeda.
Operasi penyerangan Al-Libi pada bulan Juni 2007 telah memakan korban 6 orang target pemerintah AS dan 7 orang anak-anak yang tidak memiliki kaitan dengan perang tersebut. Guardian melaporkan 2 ribu tokoh Taliban dan Al-Qaeda menjadi target dalam daftar pembunuhan yang dikenal sebagai JPEL (Joint Prioritized Effect List).
Di lain pihak, penasehat Keamanan Nasional AS, James Jones mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa data tersebut mungkin didapat oleh pihak WikiLeaks namun tidak menghubungi pihak pemerintah sebelumnya. “Pemerintah AS telah belajar dari organisasi media bahwa beberapa dokumen mungkin telah disebarluaskan,” ujar Jones. Ia juga mengutuk tindakan ini sebagai ‘kebocoran yang tidak bertanggung jawab’.
Pernyataan Jones menunjukkan perhatian yang khusus mengenai hubungan AS dan pakistan. Kerja sama ini diduga telah memungkinkan agen mata-mata membatu tindakan pemberontakan. Departemen pertahanan telah menolak permintaan CNN untuk berikan komentar dan belum melakukan verifikasi keaslian dokumen karena belum sepenuhnya melihat dokumen tersebut. Pihak Pentagon sendiri tampaknya belum siap untuk memberikan komentar.
John Kerry, Ketua Senate Foreign Relations Committee mengeluarkan pernyataan, “Bagaimanapun, pengungkapan dokumen ilegal ini telah menimbulkan pertanyaan serius soal realitas kebijakan Amerika menyangkut Pakistan dan Afganistan. Kebijakan ini berada dalam tahap kritis. Keberadaan dokumen tersebut mungkin sangat menggaris bawahi tindakan pemerintah sehingga dibutuhkan pengujian data sebagai kebijakan yang mendesak.”
Berdasarkan informasi dari James Jones, dokumen yang dilaporkan oleh WikiLeaks merupakan data dari Januari 2004 hingga Desember 2009. Pada 1 Desember 2009, Presiden Obama mengumumkan strategi baru soal peningkatan substansi sumber daya di Afganistan dan menambah fokus keberadaan Al-Qaeda serta Taliban guna meningkatkan keamanan Pakistan.
AS peringatkan pendiri Wikileaks
Wikileaks pernah membeberkan penyiksaan oleh pasukan Irak dan bahwa jumlah warga sipil yang tewas 15.000 lebih banyak daripada yang dilaporkan
Amerika Serikat menulis surat kepada pendiri situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, meminta dia agar tidak menerbitkan sejumlah dokumen diplomatik.
Sebelumnya Wikileaks mengumumkan pihaknya akan membocorkan satu set dokumen rahasia baru yang lebih besar daripada penerbitan sebelumnya mengenai Afghanistan dan Irak.
Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab.
Bocoran terbaru ini diperkirakan akan meliputi dokumen-dokumen mengenai tindakan AS dan pandangan-pandangan rahasia sejumlah diplomat dari sejumlah negara termasuk Australia, Inggris, Kanada, Israel, Rusia dan Turki.
Surat dari penasihat hukum Departemen Luar Negeri AS, Harold Koh, itu merupakan tanggapan terhadap surat dari Assange kepada Duta Besar AS untuk Inggris, Louis Susman.
Assange meminta diberitahu siapa saja yang akan terancam jiwanya bila dokumen itu dibeberkan, demikian pernyataan Deplu AS.
Seorang pejabat senior Amerika mengatakan kepada BBC bahwa Assange menawarkan perundingan mengenai pembatasan penulisan.
Sebagai tanggapan Koh menuntut agar Wikileaks mengembalikan dokumen-dokumen resmi kepada pemerintah Amerika.
"Kami tidak akan bernegosiasi mengenai penerbitan lebih jauh atau membahas materi rahasia milik pemerintah Amerika yang didapat dengan cara ilegal," tulis Koh dalam surat itu.
Surat Koh itu menambahkan bahwa penerbitan dokumen rahasia milik Departemen Luar Negeri itu melanggar undang-undang Amerika dan akan mengancam nyawa "yang tidak terhitung jumlahnya", dari wartawan sampai aktivis HAM dan blogger, dan memperbesar risiko operasi militer Amerika.
Media massa AS melaporkan surat seperti itu merupakan langkah yang jarang dilakukan oleh pemerintah Amerika dan mencerminkan kekhawatiran pemerintah mengenai dampak pembocoran itu.
Sebelumnya Wikileaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar daripada hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Irak yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu.
Wikileaks belum mengumumkan kapan dokumen-dokumen itu akand iterbitkan, tetapi ada spekulasi bahwa penerbitan itu akan dilakukan hari ini (Minggu 28/11).
Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.
Media Inggris mengatakan pemerintahnya mengkhawatirkan penerbitan dokumen itu dapat menyebabkan warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap "anti-Islam".
Kementrian Pertahanan Inggris mendesak para redaktur media Inggris agar "selalu mengingat" dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional.
Kini tak cuma pemerintah AS yang kebakaran jenggot gara-gara WikiLeaks. Negara-negara yang telah mengadakan perbincangan rahasia dengan AS pun turut gerah karena isi pembicaraan antar negara yang seharusnya rahasia bisa bocor ke publik.
Cina menyerukan agar AS serius menangani kebocoran informasi diplomatik. Dalam sebuah kawat diplomatik, Beijing mengaku frustrasi dengan sekutu lama mereka, Korea Utara. Cina juga disebut-sebut dapat menerima kejatuhan sekutu mereka itu dan mulai menyatu dengan Korea Selatan yang didukung AS.
Laporan pengamatan intelijen AS menyebutkan bahwa pimpinan Angkatan Bersenjata Pakistan berupaya mengadakan kudeta atas Presiden Asif Ali Zardari. Sementara Presiden Prancis, Nikolas Sarkozy yang pro AS mempertimbangkan untuk mengirim tentara ke Irak.
Kepala intelijen luar negeri Rusia, Mikhail Fradkov, mengatakan bahwa WikiLeaks merilis sebuah "harta karun" untuk ditelaah lebih lanjut dan menegaskan bahwa ia akan memanfaatkan informasi tersebut. Semenatra Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu hanya menanggapi sambil lalu sebuah memo yang menyebut dirinya (dianggap AS) sebagai "sangat berbahaya," mengatakan bahwa ia hanya melihat wajah yang tersenyum di cermin.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates juga mencoba untuk tidak terlihat terlalu panik dan mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa pihak telah bereaksi secara berlebihan. Meski ia mengakui bahwa kebocoran ini amat memalukan pemerintah AS. "Konsekuensi terhadap kebijakan luar negeri AS saya rasa cukup besar," ujar Gates yang mantan direktur CIA dan mantan analis intelijen itu.
AS Pernah Akui Humas Bin Laden Lebih Jempolan
Osama bin Laden telah menjadi momok bagi para pejabat Amerika Serikat di Pakistan sejak lama sebelum serangan 9 / 11. Pada tahun 1999 kedutaan Islamabad mencatat bahwa poster Bin Laden telah membanjiri pasar dengan harga 30 sen saja, "sedikit lebih mahal dari biaya potong rambut di trotoar".
Hal itu terungkap dalam salah dokumen pemerintah AS yang dibocorkan Wikileaks. Poster itu, tulis pejabat yang putus asa, membuktikan lebih populer daripada poster pencarian Bin Laden yang dibagikan gratis oleh pemerintah AS. Poster itu menunjukkan humas Bin Laden lebih piawai, sehingga "dapat meningkatkan citra sebagai semacam pahlawan rakyat."
Taliban, masih menurut catatan itu, mempunyai performa publik relation yang lebih baik ketimbang AS. "Kita menghadapi musuh yang tangguh dan unggul dalam hal propaganda pro-Osama."
Strategi yang mereka terapkan kemudian adalah dengan mempertimbangkan cara propaganda baru anti-Bin Laden melalui stasiun radio Voice of America, wawancara dengan para korban Bin Laden, menyebar artikel seolah-olah reportase pada media lokal, dan membuat website anti-Bin Laden.
Mereka juga mengakui sempat salah duga tentang penggunaan internet di kalangan Islam garis keras. "Meskipun yang tampaknya berlawanan - bahwa massa tidak menggunakan internet - ternyata hampir semua kelompok Islam dan Islam garis keras benar-benar memiliki akses internet dan menggunakannya secara ekstensif."
Target Selanjutnya Wikileaks: Bank AS
Bank Amerika Serikat kemungkinan bakal menjadi target selanjutnya dalam upaya 'buka-bukaan' yang dilakukan situs Wikileaks. Hal tersebut berdasarkan sebuah laporan.
Pada Senin (29/11) kemarin ketika diwawancari majalah Forbes, pendiri Wikileaks Julian Assange mengatakan bahwa dukumen rahasia selanjutnya yang akan dibocorkan adalah kemungkinan seputar data dari Bank Amerika.
Pada Oktober 2009 kemarin, dalam sebuah wawancaranya dengan website Computerworld, Assange mengutarakan bahwa pihaknya memperoleh sejumlah data dari hard disk eksekutif Bank Amerika, tulis The New York Times.
"Pada saat itu, misalnya, kita duduk di 5GB Bank Amerika, salah satu dari hard disk eksekutif Bank Amerika," ujarnya kepada website Computerworld.
"Sekarang bagaimana kami mempresentasikan itu? itu merupakan masalah yang rumit. Kita tidak hanya menyimpan data tersebut ke dalam sebuah file yang besar, tetapi kita tahu kenyataannya bahwa itu (file) memiliki keterbatasan. Untuk menghindari keterbatasan itu, dibutuhkan kemudahan bagi masyarakat agar dapat mudah mengakses dan mencari data terkait hal tersebut," tuturnya.
Dalam pernyataannya di The New York Times, Jurubicara Bank Amerika Scott Silvestri megnatakan, "Lebih dari setahun lalu, Wikileaks mengklaim telah memiliki hard disk eksekutif Bank Amerika. Disamping itu, dibalik klaim mereka, kami tidak memiliki bukti yang mendukung terkait tuntutan tersebut. Kami tidak menyadari berbagai klaim Wikileaks apakah benar-benar berkaitan khususnya dengan Bank Amerika," ujarnya.
Ibunda Pendiri Wikileaks Cemaskan Keselamatan Anaknya
Ibu dari pendiri situs WikiLeaks mohon agar anaknya tidak diburu dan dipenjarakan. Chistina Assange mengaku sangat khawatir terhadap keselamatannya anaknya ini.
Julian kini diburu setidaknya oleh Interpol dan pemerintah Swedia. Badan Polisi Internasional itu mengeluarkan red notice atau perintah penahanan atas pria berusia 39 tahun itu. Sementara di Swedia, ia diburu atas tuduhan kejahatan seksual pelecehan dan pemerkosaan.
Mantan hacker komputer itu kini tidak diketahui keberadaannya setelah WikiLeaks merilis lagi lebih dari 250 ribu dokumen yang membongkar isi perut diplomasi AS. Sementara tinggallah sang bunda yang memiliki teater boneka di negara bagian Queensland Australia, khawatir atas keselamatan anaknya.
Apalagi pemerintah Australia bergabung dengan Amerika Serikat dalam menggelar investigasi apakah Julian dan WikiLeaks telah melanggar aturan keamanan atau hukum pidana. "Dia anak saya dan saya menyayanginya, jelas saya tidak ingin dia diburu dan dipenjarakan. Saya tertekan," akunya kepada radio Australia.
Ia membeberkan bahwa banyak hal-hal yang diberitakan di luar sana mengenai Julian dan dirinya tidak benar.
Julian lahir di Townsville, Queensland pada 1971, ia pernah bekerja sebagai wartawan di Australia dan dikenal amat jago dalam meng-hack komputer. Ia bahkan sempat ditangkap pada 1992 karena tuduhan hacking yang diakuinya.
Pendiri WikiLeaks Jadi Buronan Internasional
Organisasi Polisi Kriminal Internasional (Interpol) menempatkan pendiri laman WikiLeaks, Julian Assange, dalam daftar buronan nomor satu. Keputusan ini diambil berdasarkan keputusan pengadilan Swedia, yang ingin mengadili Assange atas kasus perkosaan.
Menurut stasiun televisi CNN, Rabu (1/12/2010), surat perintah penangkapan terhadap Julian itu sudah dikeluarkan sejak dua pekan lalu. Pria berusia 39 tahun itu menjadi tersangka kasus perkosaan, pelecehan seks, dan pemaksaan ilegal.
Permintaan penangkapan diajukan oleh direktur penuntutan dari kejaksaan Swedia, Marianne Ny. Menurut laporan tim penuntut, Assange terjerat lima dakwaan yang terkait dengan dua insiden.
Salah satu kasus adalah dakwaan perkosaan dan satu lagi adalah dakwaan pelecehan seks terkait pada tanggal 17 Agustus 2010 lalu, di kota Enkoping, Swedia. Assange juga menghadapi dua tuntutan pelecehan seks yang terjadi sekitar tanggal 13 hingga 18 Agustus 2010, di Stockholm.
Di ibukota Swedia itu, Assange juga dikenakaan dakwaan melakukan tindakan paksa secara ilegal sekitar tanggal 13 atau 14 Agustus 2010. Menurut dokumen pengadilan, pria asal Australia itu terancam hukuman penjara minimal selama dua tahun bila terbukti bersalah atas salah satu dakwaan.
Julian Assange dikenal sebagai pendiri sekaligus pengelola laman WikiLeaks, yang terkenal karena membocorkan dokumen-dokumen rahasia Amerika Serikat.
Setelah beberapa waktu silam mengungkapkan sejumlah dokumen militer Pentagon (Departemen Pertahanan AS), WikiLeaks akhir pekan lalu memaparkan dokumen-dokumen rahasia komunikasi diplomatik AS dengan sejumlah negara.
Menurut stasiun televisi BBC, bocoran dokumen itu berupa kawat diplomatik yang diterima Washington dari sejumlah kedutaan besar AS di sejumlah negara. Kawat diplomatik itu merupakan laporan atas sikap pemimpin atau pemerintah sejumlah negara atas berbagai isu, yang tidak boleh dipublikasikan untuk umum.
Pengungkapkan dokumen di WikiLeaks itu, yang juga dimuat di media-media internasional membuat para pejabat AS resah. Pihak berwenang pun mulai melakukan investigasi atas dimuatnya sejumlah informasi oleh laman WikiLeaks. Bagi Washington, pembocoran maupun publikasi dokumen rahasia bisa mengundang bahaya dan mengancam keamanan negara.
sumber :
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/11/29/149425-dokumen-rahasia-yang-dibocorkan-wikileaks-kisaran-19662010
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/11/29/149528-ssstas-pernah-akui-humas-bin-laden-lebih-jempolan
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/12/01/150025-negaranegara-yang-tersangkut-namanya-mulai-gerah
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/12/01/149941-target-selanjutnya-wikileaks-bank-as
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/12/01/149947-ibunda-pendiri-wikileaks-cemaskan-keselamatan-anaknya
http://id.wikipedia.org/wiki/WikiLeaks
http://lawan.us/wikileaks-ungkap-dokumen-rahasia-perang-afganistan/
http://www.detiknews.com/read/2010/11/28/054031/1504302/934/as-peringatkan-pendiri-wikileaks
http://www.tribunnews.com/2010/12/01/pendiri-wikileaks-jadi-buronan-internasional