Antara Hatiku, Hatinya dan Hati Mereka
Tidak dinamakan hati kecuali karena sering berbolak-balik.
Hati selalu bergerak dinamis, hari ini menerima besok berubah gusar, detik ini lembut bak sutra didetik yang lain kasar laksana batu karang, semua bisa berubah kapan saja tak ada jaminan kekekalan atas apa yang terlintas didalam hati.
Pun halnya dengan sebuah hubungan, baik hubungan yang teridentifikasi sebagai hubungan keluarga, persahabatan, bisnis maupun kekasih, semua akan mengalami pasang-surut, ada masa-masa dimana hati dengan suka rela menerima apapun perlakuan orang yang disayanginya, hingga hati mampu bertahan saat orang yang disayanginya menyakitinya. Namun akan tiba saatnya dimana hati akan berbalalik arah ketika penerimaan dan kesabarannya mulai menipis, disaat itulah hati sadar, bahwa setiap hati itu bisa saja berubah.
Orang yang paling dekat suatu saat bisa saja menjadi orang yang sangat membenci kita, sahabat dekat bisa berubah menjadi musuh, kekasih bisa menjadi orang yang memusuhi kita nomor wahid, semakin dekat dia dengan kita potensi untuk menjadi musuh terburuk semakin besar. Jika kita mendapati hati yang mulai memposisikan dirinya sebagi “musuh”, janganlah berlebihan ketika dalam hatimu mulai tumbuh kebencian, karena suka dan benci tak ada bedanya dipandang dari sudut perlakuan kita, kita harus memperlakukannya sama, yaitu sedang-sedang saja, sebagaimana peribahasa arab mengatakan ;
“ahbib habiibaka haunan maa ‘asaa an takuuna baghiidhoka yauman maa, wa abgidh bagiidhoka haunan maa ‘asaa an takuuna habiibaka yauman maa”.
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, karena bisa jadi dia akan menjadi musuhmu suatu saat nanti, dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, karena bisa jadi dia akan menjadi kekasihmu suatu saat nanti.
Selama kita masih hidup dikolong langit, takkan pernah bisa mematenkan keadaan hati kita maupun hati orang-orang yang berada dikehidupan kita. Jika demikian, janganlah kita terpukau dan terlena dengan kucuran kebaikan dari orang lain, juga jangan kita terpuruk kala keburukan dilemparkan orang baik lewat mulut maupun perlakuannya kepada kita. Posisikan hati kita untuk menagkapnya sebagai hal yang sama, sama-sama tidak abadi, bersama perjalanan sang waktu dua sifat itu akan berubah.
http://tanbihun.com/tasawwuf/hikmah/antara-hatiku-hatinya-dan-hati-mereka/