Husnul Khatimah

Berbicara mengenai husnul khatimah (akhir yang baik), sama dengan berbicara mengenai kematian atau maut. Meski sebenarnya tidak mesti harus selalu mengaitkan istilah husnul khatimah tersebut dengan kematian. Maut tidak luput dari setiap kehidupan manusia. Itulah yang menyebabkan perlu adanya pengetahuan kita mengenai maut itu. Agar kita dapat menghadapinya dengan bekal yang disiapkan sebaik-baiknya hingga mendapat husnul khatimah bukan suul khatimah (akhir yang buruk).

Manusia pasti mengalami mati, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kan dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“. (QS. Al-Anbiya [21]: 35).

Saat menjelang kematian akhir hidup bisa menjadi saat yang menyenangkan, karena akan berjumpa dengan Allah SWT dan bisa pula menjadi saat yang menakutkan, saat nyawa atau ruh lepas dari jasad. Ada yang melepas nyawa atau ruh dengan tenang sebagai pertanda husnul khatimah, sebaliknya ada pula merasakan amat sakit, yang ditandai dengan kegelisahan yang amat sangat, disebabkan beban dosa dan kesalahan yang telah diperbuat selama hidup di dunia.

Proses sakaratul maut bisa menjadi parameter baik atau buruk kehidupan manusia diakhirat. Sehingga timbullah anggapan pada pihak keluarga yang menyaksikan kematian seseorang, bila menghembuskan nafas terakhir dengan baik dan tenang, akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Sedangkan ketika menghadapi sakaratul maut dengan histeris dan kesakitan yang luar biasa pertanda akan menghadapi siksaan di hari kemudian.

Allah SWT berfirman,”…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orangyang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ‘ Keluarkanlah nyawamu’. Di hari ini kamit dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya“. (QS. Al-An’aam [6]: 93).

Ayat di atas jelas menyatakan bahwa atas perintah Allah SWT, malaikat pencabut nyawa memukul tubuh seseorang yang dalam sakaratul maut pada saat ajalnya menjelang. Dia melepaskan ruh dengan rasa yang amat sakit dan susah payah.

Tentu saja kita tidak ingin mengalami apa yang disebut dengan suul khatimah. Maka dari itu, kita harus menghindari segala perbuatanyang tidak sesuai dengan ajaran ilahi. Ayat di atas juga menyatakan bahwa orang yang demikian itu karena selama di dunia selalu berbicara tidak benar dan suka berbohong dan menyombongkan diri. Begitulah contoh orang yang akan di siksa oleh malaikat karena perkataan dan perilaku yang tak terpuji.

Oleh karenanya manusia harus berpikir sebelum berbuat dan bertindak, sebelum terlambat dan menyesal di kemudian hari. Selain dari kesalahan seperti itu, kita harus menghindar perbuatan dosa besar antara lain syirik, makan harta anak yatim, durhaka, zina, korupsi, membuat kesaksian palsu, berlaku zhalim, membunuh dan sebagainya.

Husnul khatimah adalah dambaan setiap muslim karena mampu mengendalikan diri dari dosa dan dapat mendatangkan kebahagiaan, seperti firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’ “. (QS. Fushshilat [41 ]: 30).

Inilah contoh dari husnul khatimah, dalam situasi sekarat, datang berita akan memperoleh surga. Masya Allah, apalagi di akhir hidup ini yang kita harapkan. Tentulah husnul khatimah yang utama paling didambakan.

Bagaimana untuk mendapatkan husnul khatimah itu? dengan menyatakan “Tuhan kami ialah Allah“. Alhamdulillah kita ini sudah mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun tidak cukup dengan ucapan itu. Hakikat dari ucapan itu, adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Seperti firman Allah SWT, “Hai orang-arang yang beriman, masnklah kanni ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu“. (QS. Al-Baqarah[2]:208).

Bertolak dari dua kalimat syahadat tersebut, maka empat hal lagi dalam rukun Islam, yang harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kesanggupankitadalam melaksanakannya. Mulai dari shalat kewajiban ini jangan sampai ditinggalkan bahkan yang sunnat pun harus diupayakan.

Demikian pula dengan puasa (Ramadhan) dan selanjutnya zakat, menunaikan ibadah haji. Dan, upayakan untuk selalu belajar, menghadiri pengajian untuk memperdalam ilmu, seperti sabda Rasulullah Saw, “Barang siapa yang merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkannya baginya jalan ke surga” (HR. Muslim).

Dengan adanya usaha untuk memperlajari, memahami dan melaksanakan ajaran Islam. Insya Allah kita akan mendapatkan husnul khatimah pada akhir kehidupan kita. Aamiin.

Sumber : Buletin Mimbar Jum’at, No. 51 Th. XXII - 19 Desember 2008
http://mimbarjumat.com/archives/370