PULUHAN RIBU PEKERJA MOGOK KERJA DIMESIR
Puluhan ribu pekerja melancarkan aksi mogok di berbagai kota di Mesir. Ini menambah tekanan bagi rezim Hosni Mubarak. Selain meminta Mubarak untuk turun, mereka juga menuntut kenaikan upah minimun yang sejak 24 tahun tidak ada perubahan.
Menurut stasiun berita Al Jazeera, sekitar 20.000 buruh mulai mogok kerja sejak Rabu, 9 Februari 2011. Sebagian dari mereka tidak memiliki tuntutan apapun kepada pemerintah selain menaikkan upah minimum yang telah dijanjikan pemerintah sejak dulu.
Sebagian yang lain bergabung dengan para demonstran menuntut Mubarak turun. Mereka terdiri dari buruh pabrik tekstil, kimia, transportasi, telekomunikasi dan pariwisata
Seperti dilansir kantor berita Associated Press, sedikitnya 8000 demonstran, terutama petani, di kota Assiut memblokir jalan menuju Kairo menggunakan pohon kurma yang dibakar. Di kota Port Said, dekat Kanal Suez, ratusan pekerja membakar kantor gubernur menuntut perumahan yang layak. Di Kairo, ratusan pekerja perusahaan listrik melakukan aksi diam di depan kantor mereka, menuntut dipecatnya direktur perusahaan tersebut.
Para pekerja transportasi di Kairo menuntut Mubarak turun, jika tidak mereka mengancam akan membuat transportasi kota menjadi lumpuh. Di kota Kharga, sebelah barat daya Kairo, lima demonstran dilaporkan tewas setelah bentrok dengan pasukan keamanan.
“Para pekerja termotivasi untuk mogok setelah mereka mengetahui harta kekayaan keluarga Mubarak. Mereka mengatakan, berapa lama lagi kami akan diam?” ujar salah seorang pemimpin para pekerja, Kamal Abbas.
Pernyataan Abbas merujuk pada laporan di sebuah koran yang mengatakan bahwa keluarga Mubarak mempunyai simpanan hingga puluhan miliar dolar.
Kekayaan ini dianggap timpang dengan laporan Bank Dunia mengatakan 40 persen dari populasi Mesir hidup di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan US$2 perhari. Ditambah lagi, pemerintahan Mubarak pada Selasa lalu menaikkan gaji pegawai negeri hingga 15 persen, menambah jurang kesenjangan semakin lebar.
Pemerintah Mesir menetapkan upah minimum buruh sebesar US$6 per bulan sejak tahun 1984 dan tidak mengalami perubahan hingga kini. Dilansir dari laman The Wall Street Journal, para buruh juga tidak memiliki kesempatan untuk mendirikan serikat buruh.
Satu-satunya serikat buruh yang diakui adalah Federasi Serikat Buruh Mesir, yang notabene bentukan pemerintah. Baru kali ini buruh ikut turun ke jalan setelah hampir dua minggu demonstrasi menuntut Mubarak berlangsung.
sumber