Dosa Primordial
Pada suatu hari, Rasulullah SAW ditanya tentang kebajikan dan keburukan (dosa). Jawabnya, "Kebajikan (al-birr) adalah budi pakerti luhur (husn al-huluq), sedangkan keburukan atau dosa (al-itsm) adalah apa yang membuat hatimu resah, dan kamu tidak ingin orang lain mengetahuinya." (HR. Muslim dari Ibn Sam`an al-Anshari).
Hakikat dosa, kata pakar hadis al-Munawi, adalah sesuatu yang membuat jiwa tak tenang dan hati tak tenteram. Hal ini, karena menurut fitrahnya, manusia lebih condong kepada kebenaran. Hati ibarat cahaya yang bersih dan terang. Oleh sebab itu, bila orang melakukan kebaikan, maka akan timbul sinergi dan harmoni (antara dua cahaya), yang selanjutnya mendatangkan kedamaian. Sebaliknya, demikian al-Munawi, jika orang melakukan kejahatan (dosa), maka cahaya hati bakal meredup dan tak terjadi sinergi, sehingga timbul kegelisahan. (Faydh al-Qadir :3/825).
Dosa umumnya diklasifikasi ke dalam dua kategori, yaitu dosa-dosa besar (al-kaba'ir) dan dosa-dosa kecil (al-shagha`ir). Para ulama, seperti dikutip al-Ghazali dalam Ihya' `Ulum al-Din, berselisih paham soal terma besar dan kecil itu. Ada pendapat, setiap tindakan melawan hukum Allah adalah dosa besar. Ada pula yang berpendapat, dosa dipandang besar apabila diancam dengan api neraka, diancam dengan pidana, serta disebut larangannya secara eksplisit dalam Alquran.
Diakui, dalam Alquran memang disebutkan dosa-dosa besar (QS an-Nisa'[40]: 31 dan asy-Syura[42]:37); begitu pula dalam hadis. Dalam satu hadis, dosa-dosa besar itu disebut ada empat, yaitu syirik, durhaka kepada ibu-bapak, membunuh, dan sumpah palsu (pembohongan publik). Dalam riwayat lain, disebeutkan ada tujuh, yaitu empat di atas, ditambah sihir, riba, makan harta anak yatim, disersi, dan tuduhan zina kepada wanita mulia (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Di luar semua itu, ada tiga dosa yang dianggap sebagai biang dan pangkal kejahatan.
Pertama, dosa sombong dan membanggakan diri (al-kibr), dosa yang dahulu dilakukan oleh Iblis (QS al-Baqarah [2]: 34).
Kedua, dosa serakah dan loba, dosa yang dahulu pernah dibuat oleh Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa (QS al-Baqarah [2]: 36).
Ketiga, dosa dengki dan iri hati, dosa yang dahulu pernah dilakukan oleh Qabil. Karena iri hati, Qabil tega menghabisi nyawa adik kandungnya sendiri. (QS al-Ma'idah [5]: 27).
Ketiga dosa ini, karena sifatnya yang besar dan berpotensi mendorong lahirnya dosa-dosa lain, serta pernah terjadi dan dilakukan oleh manusia pada masa yang paling awal, maka tak berlebihan bila ketiga dosa tersebut dinamai "Dosa Primordial". Wallahu a`lam!
Oleh A Ilyas Ismail
http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/02/01/161819-dosa-primordial