Asal Usul Bekam
Bekam merupakan istilah yang dikenal dalam bahasa melayu, bahasa arab mengenalnya sebagai Hijamah, dalam bahasa inggris dikenal sebagai cupping, orang cina mengenalnya sebagai gua-sha, sedangkan orang Indonesia mengenalnya sebagai cantuk atau kop.
Bekam mulai dikenal dan dilakukan sejak jaman Mesir kuno, bangsa Mesir kuno pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang banyak mengadakan perjalanan jauh untuk berdagang yang tentunya perjalanan tersebut banyak menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman di tubuh. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman di tubuh tersebut, mereka berupaya untuk mengeluarkan cairan-cairan darah kotor yang mereka anggap mempengaruhi keseimbangan metabolisme di tubuh.
Pada perkembangannya, Bekam kemudian menyebar dan berkembang ke berbagai negara di dunia sebagai salah satu bentuk pengobatan yang ampuh.
Berobat adalah perintah agama, dan banyak hadits Rasulullah saw yang menganjurkannya, sebagaimana yang diriwayatkan dari Usamah bin Syuraik oleh Ahmad ”Aku datang menemui Nabi saw. Dan aku melihat sahabat-sahabatnya seolah-olah di atas kepala mereka ada burung bertengger karena hormat dan takzim mereka kepada Nabi. Akupun memberi salam, lalu duduk. Kemudian datanglaj orang-orang Badui dari sana-sini. Mereka bertanya, ”Ya Rasulullah, apakah kami boleh berobat ?”. Nabi saw bersabda, ”Berobatlah engkau karena Allah ta’ala tidak menaruh sesuatu penyakit, melainkan menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu penyakit tua”.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud oleh an-Nasa’i, Ibnu Maajah dan Hakim bahwa Nabi saw bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak menurunkan sesuatu penyakit melainkan juga menurunkan obatnya. Karena itu, berobatlah engkau !”.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda,”Setiap penyakit ada obatnya. Jika sakit telah diobati, ia akan sembuh dengan izin Allah”.
Bekam merupakan salah satu bentuk pengobatan dalam Islam yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad saw. Sebagaimana diriwayatkan Said bin Jubair berkata dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw bersabda,
”Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara :
Pertama, minum madu.
Kedua, dengan pembekaman.
Ketiga, dengan besi panas, dan aku tidak menganjurkan umatku melakukan pengobatan dengan besi panas”.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,“Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam)”.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
“Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah bekam”. Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita memakai bekam sebagai salah satu terapi pengobatan dalam upaya untuk mencari kesembuhan atas penyakit yang kita derita karena cara pengobatan tersebut (bekam) telah Allah tunjukkan kepada umat manusia melalui Rasulullah saw dan para sahabatnya, sebagaimana Allah berfirman,
”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata”. (Al-Ahzab:36)
http://pijatbagus.wordpress.com/2009/08/14/asal-usul-bekam/
****************************
“Dan Allah akan melegakan hati orang-orang yang beriman” ( 9 : 14 )
( wa yansurkum ‘alayhim wa yashfi suduura qawmin muminiina )
“Hai Manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” ( 10 : 57 )
( Yaa ayyuha an-naasu qad ja’atkum maw’ithatun min rabbikum wa shifaun limaa fee as-sudoori wa hudan wa rahmatun lil muminiin)
“Dari perut lebah itu keluar minuman ( madu ) yang bermacam-macam warnanya di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” ( 16 : 69 )
( yakhruju min butuuniha sharaabun mukhtalifun alwaanuhu fiihi shifaun lin-naas )
“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” ( 17 : 82 )
(wa nunazzilu mina al-qurani ma huwa shifaun wa rahmatun lil-muminiin)
“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.”( 26 : 80 )
(Waitha maridtu fahuwa yashfeeni)
Doa Nabi Ibrahim
“Dan katakanlah ( wahai Muhammad ) bahwa (Quran) itu
adalah petunjuk dan menyembuhkan bagi orang-orang yang
beriman.” ( 41:44 )
(qul huwa lil-ladhiina amanuu hudan wa shifaun)