Akhlakul karimah merupakan manivestasi keimanan dan keislaman paripurna seorang Muslim. Akhlakul karimah dalam pengertian luasnya ialah perilaku, perangai, ataupun adab yang didasarkan pada nilai-nilai wahyu sebagaimana dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. Akhlakul karimah terbukti efektif dalam menuntaskan suatu permasalahan serumit apa pun.
Sebagai bukti, ketika Muhammad masih belum menerima wahyu, beliau mampu memberikan solusi atas sengketa para pemuka Quraisy yang berebut ingin mengangkat hajar aswad saat pemugaran Ka'bah telah usai. Masing-masing pemuka suku bersikeras dan merasa dirinya paling berhak untuk mengangkat hajar aswad. Pertentangan itu nyaris meletuskan peperangan.
Menghadapi situasi tersebut, beliau meminta sorban, kemudian hajar aswad diletakkan di atas sorban tersebut. Lalu, masing-masing pemuka Qurasisy memegang ujung sorban dan bersama-sama mengangkatnya. Kekisruhan pun mulai reda dan akhirnya sirna karena semua pihak merasa tidak dirugikan.
Bahkan, jauh ketika masa menjelang remaja, Muhammad SAW dicintai masyarakatnya karena kejujurannya. Ternyata masyarakat yang tidak mengenal adab pun ketika itu masih memiliki nurani dengan memberikan gelar al-amin (tepercaya) kepada putra Abdullah itu. Ini bukti bahwa sampai kapan pun akhlakul karimah akan selalu dicintai umat manusia.
Dalam sejarah kehidupan manusia, masalah, konflik, beda pendapat, senantiasa akan hadir. Oleh karena itu, Islam membawa ajaran yang mewajibkan seluruh umatnya memiliki akhlakul karimah. Mengutamakan toleransi dari pada konfrontasi, kasih sayang dari padasifat garang, simpati daripada benci.
Dalam konteks sederhana, orang berakhlak ialah orang yang sportif dalam bahasa olahraga. Apabila salah, ia katakan salah dan apabila benar maka ia pun siap mengungkapkan sesuai fakta yang terjadi. Menang tidak menjadikannya sombong, kalah pun tak membuatnya menjadi pendengki.
Bahkan, yang lebih menarik ialah, ia akan berani mengakui kesalahannya. Bukan malah memutarbalikkan fakta hanya karena gengsi kalau dirinya mengakui suatu kesalahan yang telah diperbuatnya. Maka, tidaklah heran jika Nabi SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak."
Akhlak akan dimiliki oleh siapa saja yang secara sungguh-sungguh memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam. Dan, siapa saja yang berhasil menjadikan akhlakul karimah sebagai karakter dalam dirinya tentu ia akan menjadi orang yang paling beruntung, baik di dunia maupun di akhirat.
Orang berakhlak tidak memerlukan pencitraan apalagi memaksakan kehendak. Baginya, kepentingan bersama jauh lebih penting daripada kepentingan pribadi dan golongannya.
Betapa indahnya jika semua elemen bangsa memiliki karakter akhlakul karimah. Saling memahami, mengutamakan toleransi dalam berbeda pendapat, saling menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan dan bergerak demi keutuhan bangsa dan negara.
Perlu diingat bahwa kecanggihan teknologi, sistem, dan regulasi apa pun, tidak akan memberi manfaat maksimal jika pribadi-pribadi bangsa ini tidak memiliki akhlakul karimah.
Oleh Dr Abdul Mannan
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/31/lm2iw7-akhlakul-karimahoh-indahnya
*******************
Catatan :
Barang siapa mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS : An-Nahl: 97)
Akhlak adalah perilaku atau tindakan yang didasarkan pada pemahaman nilai yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa. Dari pengertian tersebut, ada tiga komponen pembentuk akhlak :
Pertama, pemahaman nilai oleh akal pikiran.
Kedua, keyakinan dalam hati.
Dan ketiga, amal dalam bentuk perilaku atau perbuatan.
Lingkungan sosial spt pertemanan, pergaulan, permainan, organisasi, kerjasama, juga memiliki porsi besar dlm mempengaruhi akhlak seseorang. Untuk tujuan membentuk akhlak terpuji, bergaulah dgn orang2 shaleh, orang2 yg berpikiran dan berperilaku positif, orang2 progresif, orang2 hebat, dst. Ciptakan lingkungan yg kondusif bagi diri utk meraih akhlak terpuji. Bangunlah team ( the dream team) yg terdiri dari orag2 hebat, sholeh, baik, positif, dan progresif. Baru setelah itu, berbaurlah dgn masyarakat. Serukan kebaikan dgn teladan yg mengedepankan akhlak terpuji.
AKHLAK TERPUJI menjelma dlm banyak sekali cara memandang, merasa, bersikap, dan berperilaku se-hari2. Ia bukan hal baru, tapi secara turun-temurun diwariskan dari dan utk orang2 yg ingin hidup mulia dan bahagia.
Induk akhlak terpuji :
* Cinta kebenaran melahirkan Kejujuran
* Kekuatan kehendak menurunkan sifat Optimis, Inisiatif, Tegar, Tegas, Serius, Disiplin, Pengendalian Diri.
* Ambisi yg tinggi menurunkan sifat dorongan Berprestasi, Dinamika, Tidak Mudah Menyerah, Harga Diri, Keseriusan.
* Kesabaran melahirkan sifat Tenang, Konsisten, Pengendalian Diri, Lembut, Santun, Mampu Menjaga Rahasia.
* Rasa kasih (Rahmah) melahirkan sifat Pemaaf, Empati, Berbakti Kepada Orang Tua, Silaturrahmi, Lembut, Penolong, Musyawarah, Santun Kepada Fakir Miskin.
* Naluri sosial melahirkan sifat Bersih Hati, Ukhuwah, Menutup Aib Sesama, Mempu Bekerjasama, Penolong, Anti Perpecahan, Menjaga Milik Bersama.
* Cinta manusia melahirkan sifat Besih Jiwa, Kerjasama, Keterlibatan Emosional, Adil, Dermawan, Selalu Berkehendak Baik.
* Kedermawanan melahirkan sifat Pemurah, Hemat, Harga Diri, Mendahulukan Orang Lain, Infak, Ukhuwah.
* Kemurahan hati melahirkan sifat Lembut, Luwes, Pemaaf, Ridha, Ceria, Menyenangkan Orang Lain.